Resensi Film Dr. Deuss The Lorax
Judul Film : Dr. Deuss The Lorax
Sutradara : Chris Renaud dan Kyle Balda
Penulis : Ken Daurio dan
Dr. Seuss
Pemain : Danny DeVito, Ed Helms, Taylor Swift, Zac Efron,
Rob Riggle, Betty White, Jenny Slate, Nasim Pedrad, Stephen Tobolowsky,
Elmarie Wendel, Danny Cooksey
Produser : Chris Meledandri, John Cohen, dan Janet Healy
Produksi : Universal Pictures
Jenis
Film : Animasi
Dr. Seuss the Lorax adalah sebuah
film yang digarap oleh sutradara handal yaitu Chris Renaud dan Kyle Balda dan
didistribusikan oleh Universal Pictures.Film animasi berbasis 3D buatan
Illumination Entertainment ini dibuat berdasarkan buku cerita anak-anak
karangan Theodor Seuss Giesel atau akrab dipanggil Dr. Seuss. Selain kisahnya
yang penuh pesan moral, film ini juga didukung banyak nama besar sebagai
pengisi suaranya. Chris Renaud, sang sutradara berhasil meyakinkan Danny DeVito, Zac Efron, Taylor Swift, Ed Helms, dan Betty White untuk ikut mengisi
suara karakter animasi dalam film ini.
Pada dasarnya, film Dr. Seuss The Lorax memiliki cerita yang
sangat sederhana. Sang sutradar film ini ingin mencoba membangkitkan semangat
generasi muda untuk melestarikan alam demi kehidupan masa depan yang lebih
baik. Namun lewat tangan dingin sutradara Chris Renaud dan Kyle Balda, alur
film ini seakan dimodifikasi dengan bentuk yang lebih menyenangkan seperti
menambahkan unsur musikal didalamnya. Walaupun begitu, film ini tidak terkesan
seperti film musical.
Dengan menawarkan nuansa gambar yang sangat cerah dan
tokoh-tokoh animasi lucu seperti beruang, burung, ikan, dan karakter penjaga
hutan yang bertubuh mungil berwarna oranye yaitu Lorax, dapat dipastikan secara
tidak langsung film ini akan sangat jauh dari kesan membosankan. Film ini
bertema tentang Kelestarian Lingkungan. Dr. Seuss the Lorax bercerita tentang
kehidupan di sebuah kota yang bernama Thneed-Ville, sebuah kota yang semua
benda di dalamnya artifisial. Bukan hanya rumah dan jalanan saja,
bahkan sampai pohon pun tak ada yang benar-benar asli.
Alur yang digunakan dalam film ini adalah alur campuran. Walaupun
begitu, film ini lebih dominan menggunakan alur maju. Latar dalam film ini
diperihatkan dengan jelas, sehingga penonton dapat memahami dengan jelas latar
film ini. Cerita ini berawal dari kehidupan di sebuah kota yang bernama
Thneed-Ville, kota yang semua benda di dalamnya artifisial. Bukan
hanya rumah dan jalan, bahkan sampai pohon pun tak ada yang benar-benar asli. Pepohonannya
diproduksi oleh industri dan bisa diatur untuk musim semi, musim salju, dan
untuk disko. Sedangkan untuk mendapatkan udara segar, penduduknya membelinya di
perusahaan milik O’Hare (Rob Riggle). Kota ini dibatasi tembok tinggi dan tak
seorang pun penghuninya boleh melewati tembok ini. Semuanya sudah tersedia dan
tak ada gunanya keluar dari batas kota. Semua orang patuh, kecuali Ted (Zac Efron). Ted harus melewati batas
kota untuk mencari apa yang jadi impian Audrey (Taylor Swift).
Audrey
ingin melihat pohon yang sesungguhnya, bukan sekedar replika buatan manusia.
Kalau itu yang diinginkan Audrey, Ted akan mencarinya. Apa pun akan ia lakukan
untuk mendapatkan perhatian gadis yang jadi pujaan hatinya ini. Tentu saja ini
bukan perkara gampang, tapi tekad Ted sudah bulat. Ia harus mencari tahu apa
yang sebenarnya terjadi pada pohon-pohon yang dulu tumbuh bebas di muka bumi.
Perjalanan
panjang mempertemukan Ted dengan Once-ler (Ed Helms). Once-ler memang bukan pribadi yang ramah. Ia sengaja
mengasingkan diri dari keramaian. Dari Once-ler pula Ted mengenal nama The
Lorax (Danny DeVito) yang konon
bertekad melindungi alam ini dari kerusakan. Sayang usaha The Lorax gagal. Semua
pohon kini sudah musnah. Satu-satunya harapan yang tersisa adalah bila Ted
berhasil menemukan benih pohon dan ini bukan sesuatu yang gampang.
Walaupun film ini berjudul Lorax,
akan tetapi Lorax bukanlah tokoh utama di cerita ini. Onceler bahkan lebih
terkesan sebagai tokoh utama, walaupun sebenarnya yang menjadi fokus cerita
adalah Ted. Alur cerita dalam film ini agak membingungkan karena alurnya yang
campuran tersebut, namun tokoh-tokoh di dalamnya memiliki watak dan bentuk yang
jelas dan berbeda. Gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hari namun
tetap sopan dan santun. Sehingga mudah dipahami dan dapat ditonton untuk semua
usia.
Pesan yang dapat kita ambil dari
film ini adalah kita harus menjaga kelestarian lingkungan agar kita bisa tetap
menikmati sumber daya yang disediakan oleh alam. Menjaga kelestarian lingkungan
adalah hal yang sangat penting. Alam ini tidak dapat kita jaga sendirian,
sehingga kita harus mengajak sesama manusia untuk bersama-sama menjaga alam
ini. Walaupun begitu, kita tetap harus memulainya dari diri kita sendiri.
Kelebihan film ini adalah memiliki nuansa gambar yang sangat
cerah, serta menyuguhkan tokoh-tokoh animasi lucu seperti beruang, burung,
ikan, dan karakter penjaga hutan yang bertubuh mungil dan berwarna oranye yaitu
Lorax. Dapat dipastikan secara tidak langsung film ini akan sangat jauh dari
kesan membosankan. Film ini menggunakan kata-kata yang sopan dan tidak
kasar,sehingga cocok untuk ditonton oleh semua usia. Anak-anak dapat menikmati
alur ceritanya dengan alunan lagu yang dibawakan oleh karakter yang bermain di
dalam film ini.
Seperti yang telah
dijelaskan diawal,pada dasarnya, film Dr. Seuss The Lorax memiliki cerita yang
sangat sederhana. Namun dibalik kesederhanaan itu, menyimpan makna yang begitu
bermanfaat. Namun, yang paling mengagumkan adalah dari segi ceritanya yang
mengambil tema tentang global warming
atau pelestarian lingkungan beserta ekosistemnya. Sayangnya, ada satu
kekurangan di film ini, yakni ada beberapa adegan lucu yang kurang cocok untuk
ditonton anak kecil.
Film yang
terkadang menyajikan suguhan nyanyian di beberapa scene ini memiliki beberapa kekurangan.
Salah satunya adalah pada pengeksploitasian setiap karakter dan endingnya yang terbilang biasa, akan
tetapi hal itu mampu ditutupi dengan animasi grafis dari film ini. Animasi film ini jelas patut diacungi dua jempol karena
sangat nyata dan memang dibuat oleh rumah produksi Illumination Entertainment. Secara
keseluruhan, Dr. Seuss' The Lorax adalah film yang sangat menghibur sekaligus
dapat menjadi bahan pembelajaran bagi generasi muda hingga orang dewasa. Penonton
yang melihat film ini, dipastikan akan membawa pulang sebuah pesan yang mereka
dapat setelah menikmati layar lebar yang berdurasi 86 menit tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar